Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Tradisi’ Category

Oleh: Nasrullah

Acara selamatan, atau membaca doa arwah jama' dilakukan pada malam atau siang hari lebaran

Acara selamatan, atau membaca doa arwah jama’ dilakukan pada malam atau siang hari lebaran

Ada hal yang tidak mudah untuk dijawab ketika dipertanyakan apa yang membedakan Bakumpai dibandingkan yang lain? Pertanyaan ini baru permulaan, belum lagi jika membahas keistimewaannya. Sesungguhnya harus diakui kita kesulitan mencari sesuatu yang khas dari Bakumpai, meski disadari bahwa tidak ada yang benar-benar khas, tetapi setidaknya mesti ditemukan kekhasan tersebut. Pada tahap ini orang Bakumpai akan mengalami kebingungan mencari identitas dirinya, karena tidak dari pakaian, bukan pula dari peninggalan materi. (lebih…)

Read Full Post »

Oleh: Nasrullah
Penulis Staf Pengajar PSP Sosiologi dan Antropologi
FKIP – Unlam

Ketika seorang anak tiba-tiba terjatuh saat bermain, respon orang tua yang melihat kejadian itu tentu segera menemui anaknya. Orang tua akan mengkhawatirkan akibat buruk pada anaknya, seperti memar atau bincul (trauma akibat benturan). Orang tua terutama ibu dengan penuh kasih sayang akan memeluk erat anaknya, sambil mengoles-oles bagian sakit dan mengucapkan “kurrrr sumangat anakku”. Bahkan sang ibu memberikan sugesti dengan mengucapkan, “taguh batu, Nak ai”.

Barito PUtera di ILC

Barito Putera ketika menjadi tuan rumah inter Island Cup

Ada juga reaksi sebaliknya terhadap orang yang ditimpa kemalangan. Alih-alih menunjukkan sikap empati malah mawada, atau maniwas yakni mempersalahkan korban dengan cara semacam perbuatan mengejek dan merendahkan. Biasanya orang seperti ini ingin menikmati saja dan cenderung setia saat keberhasilan, tetapi mudah meninggalkan ketika terpuruk. Namun, tulisan ini mengabaikan hal-hal negatif, karena akan lebih konstruktif jika melihat kur sumangat sebagai kearifan lokal ini diterapkan. (lebih…)

Read Full Post »

Lebaran di Kampungku

Oleh: Nasrullah

Lebaran di tempat kami berarti mengentalkan komunalitas. Juga mengenang yang telah tiada, yang berpulang untuk selamanya.

Lebaran di masjid Arrahmah desa Jambu Baru tahun lalu. Nampak air hampir menyentuh lantai masjid

Lebaran di kampungku berbeda dengan narasi besar lebaran di tanah air ini. Tidak ada cerita dengan mudik lebaran dari warga kampung yang merantau ke tanah Jawa. Cerita-cerita penumpang yang berhimpitan dalam kereta api, berjejalan dalam bis, tumpang tindih di kapal laut, atau memburu tiket pesawat yang menguras tipis isi kantung hanya kami tonton di televisi. Lebaran di kampungku adalah narasi kecil tentang romantisme, berpadu dengan harapan. Romantisme berarti lebaran kali ini berbeda karena bagi keluarga tertentu. Mereka kehilangan anggota keluarganya yang berpulang ke rahmatullah. Ada pula harapan agar dapat bertemu dengan ramadhan tahun akan datang. Sedangkan bagi anak-anak, lebaran berarti ajang meraih uang dalam permainan adu ketangkasan yang mirip cara 17 Agustusan. (lebih…)

Read Full Post »

Oleh: Nasrullah

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah, di antaranya dengan menerbitkan buku. Cara inilah yang dilakukan oleh Anthony Nyahu dalam bukunya Ayo Belajar Bahasa Dayak Ngaju. Dari judul buku sudah dapat diketahui ajakan untuk belajar bahasa Dayak.

Kebhinnekaan Indonesia yang terdiri dari ratusan dan ribuan sub-suku bangsa, membuat bahasa yang digunakan pun beragam. Masing-masing daerah memiliki bahasa sendiri. Bahkan sering terjadi, malah hanya dalam satu daerah yang secara geografis tidak begitu luas dan besar, bahasa yang digunaka justru sangat banyak. Namun demikian, tidak semua bahasa popular secara nasional, bahkan sudah mulai ditinggalkan penggunanya dengan berbagai alas an. (lebih…)

Read Full Post »

Ulun Tiba, Yaku Pergi

Oleh : Nasrullah

Bahasa Bakumpai yang tumbuh berkembang di Marabahan, ibukota kabupaten Barito Kuala, lalu menyebar ke Kalteng hingga Kaltim. Namun, di tempat berkembangnya, bahasa yang sangat mirip dengan bahasa yang digunakan orang Dayak Ngaju ini, mengalami perubahan. Bahkan tergusur secara pelan namun pasti.

Hal ini terjadi karena toleransi orang Bakumpai yang tinggi terhadap orang lain yang tidak bisa menggunakan bahasa Bakumpai “Di tempat kita ada yang malu menggunakan bahasa Bakumpai, alasannya apabila ada orang ketiga,” kata Hidayat (50), pemerhati Bahasa Bakumpai, kepada Urbana, Senin (13/12).

Pria yang tinggal di Basahap Halus, Marabahan ini, melihat beberapa penyebab lain yang mempengaruhi perkembangan Bahasa Bakumpai. Menurutnya, perubahan terjadi dalam bahasa Bakumpai karena menyerap bahasa lain, seperti bahasa Banjar. Bahasa Bakumpai tidak mengenal istilah ulun dan pian, tapi dipakai sebagai pengganti ikau dan yaku dengan alasan lebih sopan. (lebih…)

Read Full Post »

Memegang Mayang. (Foto Zaid/Urbana)

Salah satu tradisi upacara masyarakat Bakumpai yang terbilang langka, dilakukan lima atau sepuluh tahun sekali adalah Tuping Bawayang. Upacara ini melibatkan tiga tradisi sekaligus: badewa sebagai, upacara pengobatan tradisional, wayang dan tari topeng pantul. Untuk melakukannya diperlukan media khusus yang menghubungkan dengan orang halus. Salah satu media itu adalah mayang yang diambil dari pohon pinang.

(lebih…)

Read Full Post »

Rusmini bersama putra pertamanya.

H. Idrus tidak hanya sukses memelihara tradisi Bakumpai, dalam keluarganya pun sama-sama menekuni hal yang sama.  Kedatangan Urbana untuk melakukan wawancara disambut juga anak istrinya. Rusmini (29 th) mengikuti jejak ayahnya. Ia terlibat mengembangkan tarian Bakumpai.

Alumni jurusan Matematika FKIP Unlam ini berkolaborasi dengan sang ayah, H. Idrus yang menginspirasikan tarian Bakumpai. Maka ia menjadi koreografi, untuk mengembangkan gerakan-gerakan dasar menjadi tarian. “Saya sudah mengembangkan berbagai tarian Bakumpai. Temanya diambil dari keseharian masyarakat Bakumpai. Dari segi gerak, ciri khas tari Bakumpai seperti topeng pantul terletak pada gerak tangan dengan jari telunjuk melengkung, dan goyangan pinggul,” kata Rusmini sambil membaluri tubuh Ahmad Raisudin Izat, anak pertamanya dengan bedak, Rabu malam (19/05).

(lebih…)

Read Full Post »